Minggu, 23 Maret 2014

Wisata Unik Dan Indah Di Provinsi Sulawesi Tengah

Hutan Lindung Marowali

Hutan Lindung Marowali, Lokasi tepatnya di Kabupaten Marowali Provinsi Sulawesi Tengah. Perjalanan ke kawasan ini hanya dapat ditempuh dengan perahu motor dari Kolonodale (Marowali)
Sekitar Hutan Lindung ini di darat dihuni oleh penduduk Asli Suku Wana yang masih sangat terkebelakang, sedangkan dipesisir pantai / diatas permukaan laut di huni oleh suku Bajoe.
Berbagai satwa Hutan Lindung Marowali yang tidak ada duanya ditempat lain yaitu Anoa, Kelelawar Raksasa dengan bentangan sayapnya sampai 2 meter
Luas hutan lindung Marowali 436.756 ha, hutan suaka alam dan wisata 241.331 ha dan kawasan budidaya yang terdidri dari hutan produksi 480.759 ha serta Areal Penggunaan Lain (APL) 417.226 ha. Jenis potensi yang ada didalamnya meliputi hasil hutan kayu antara lain : kelompok meranti, rimba campuran, kelompok kayu indah seperti jati dan cempaka serta terdapat pula kelompok kayu mewah seperti eboni / kayu hitam (Dyospiros Celebica Bakh) yang termasuk salah satu kayu langka di dunia. Adapun hasil hutan lainnya (non Kayu) antara lain damar, kemiri, calapai serta berbagi jenis rotan, yang kesemuanya merupakan potensi kekayaan daerah yang tak ternilai.

Pantai Talise Palu

Pantai Talise merupakan obyek wisata bahari dengan memiliki panorama indah hamparan teluk dan pegunungan yang begitu mempesona. Selain itu, pantai ini sangat cocok untuk kegiatan olah raga, seperti: berenang, selancar angin (wind surfing), sky air, menyelam, memancing, dan lain sebagainya
Pantai Talise sebagai tempat tamasya adalah pilihan yang paling murah dan mudah karena selain tidak memerlukan biaya, lokasinya teramat mudah untuk dicapai yaitu ditengah kota dan akses jalan yang sudah teraspal .
Keberadaanya yang dekat dengan pusat kota menjadikan pantai ini banyak dikunjungi oleh pendatang maupun masyarakat Palu sendiri. Berkunjung di siang hari agak kurang cocok, karena cuaca di Palu umumnya terik dan angin bertiup sangat kencang saat jam 12 siang lewat.
Pemandangan indah di Pantai Talise saat matahari menjelang terbit. Pantai ini enak dikunjungi saat sore hari menjelang matahari terbenam dan saat sore sambil menikmati makanan kecil dan minuman berupa pisang goreng, pisang eppe, jagung, teh/kopi, sarabba. Disore dan malam hari juga dijadikan tempat rekreasi keluarga dan kaum muda-mudi

Taman Nasional Lore Lindu

Tidak Jauh dari Danau Poso yang unik dan menyimpan berjuta pesona. atau kurang lebih 60 km sebelah barat kota Palu, Taman Nasional Lore Lindu (TN-LL) merupakan hutan warisan alam dunia yang sangat kaya dengan keanekaragaman flora dan faunanya. Tujuan ke kawasan ini selain untuk berekreasi mendaki gunung, memanjat tebing sambil menikmati panorama alamnya yang indah dan sejuk, juga menjadi obyek penelitian para peneliti dalam dan luar negeri. Taman Nasional Lore Lindu juga sebagai cagar biosfer dunia
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu secara administratif berada di Kabupaten Donggala (Kecamatan Kulawi, Sigibiromaru, Palolo dan Pipikoro) dan Poso (Kecamatan Lore Utara, Lore Tengah, Lore Timur, Lore Piore, Lore Barat dan Lore Selatan) Provinsi Sulawesi Tengah. Kawasan ini telah ditetapkan sejak Tahun 1993 yang merupakan gabungan Suaka Alam Lore Kalamata dan Hutan Lindung dan Taman Rekreasi Danau Lindu. Secara biogeografis kawasan ini merupakan daerah peralihan antara Zona Asia dan Zona Australia atau disebut Garis Wallace (Wallace Line) yang membentang dari Taman Nasional Nani Wartabone di Bolaang Mongondou hingga Donggala dan Poso melintasi hutan TNLL dan menembus sampai ke hutan-hutan tropis di Sulawesi Tenggara

Pulau Togean

Pulau Togean ,Kepulauan Togean letaknya di Kabupaten Tojo Unauna. Perjalanan menuju Togean dapat ditempuh dua jam jalan darat dari Kabupaten Poso ke Ampana Tojo Unauna yang dilanjutkan naik perahu motor. Obyek Wisata Pulau Togean yang indah dan eksotis terutama alam bawah lautnya yang memiliki berbagai karang tropis dalam ukuran besar serta berbagai spesies ikan hias dan kepiting kenari.
Dikawasan Pulau Togean ini terdapat Gunung Merapi yaitu Gunung Colo yang pernah meletus pada awal tahun delapan puluhan.
Kegiatan Memancing, berlayar, berenang dan menyelam dapat dilakukan dikawasan ini. Sederetan pulau-pulau kecil dan besar yang berhutan lebat yang dihuni oleh babi hutan dan Pesisir pantai dihuni suku Bajou yang membuat rumah diatas laut . Pulau-pulau kecil di Togean juga memiliki pantai berpasir putih untuk berjemur dan pada senja hari menikmati matahari terbenam.
Keindahan pulau-pulau karang menambah kecantikan alam Togean , Kepulauan yang terletak di tengah Teluk Tomini ini ditumbuhi kawasan hutan yang belum terjamah dan menjadi tempat perlindungan bagi hewan-hewan yang ada di dalamnya

Danau Poso

Danau Poso, tepatnya berada di Tentena Kabupaten Poso yang terletak di ujung utara Danau Poso merupakan desa yang teridah. Tempat ini dikelilingi perbukitan yang ditumbuhi tanaman cengkeh. Pada saat cengkeh berbunga (bulan Juni hingga November) pohon cengkeh akan mengeluarkan aroma harum bunga cengkeh. Di danau Poso ini hidup sejenis ikan belut / Ikan Sidat (Sogili) yang terbesar di Dunia, yang panjangnya dapat mencapai 2 meter .
Disesa Bancea , desa dipesisr pantai danau dapat ditemukan Pelestarian Angrek terbesar di Indonesia yang ditemukan Angrek Hitam yang sangat khas dan hanya ada di daerah ini.
Beberpa kilometer dari tentena di temukan Air terjun dan tempat pembuatan Sovenir Kayu Ebony
Pada pertengahan tahun sembilan puluan Danau ini pernah menjadi Agenda Wisata Dunia yang dikenal dengan Festival Danau Poso

Air Terjun Wera Donggala

Air Terjun Wera Daonggala
Air terjun Wera terletak di ketinggian 100 mtr berada di Desa Balumpewa Kabupaten Donggala , ± 1 Km dari jalan raya poros Palu-Donggala. Selain itu terdapat juga Permandian Air Panas Montokole yang terletak ± 2 Km sebelah Selatan Taman Wisata Wera .
Daya tarik tempat ini :
· Mandi/berenang di Sungai Wera.
· Mendaki gunung kearah puncak bukit menuju air terjun yang dikelilingi dengan pemandangan yang indah.
· Camping (Berkemah) di daerah datar pada bagian Utara dan di puncak bukit .
· Flora dan fauna terutama Ayam Hutan, serta kehidupan masyarakat sekitarnya

Banua Mbaso

Banua Mbaso letaknya ditengah pusat kota Kaledo (Palu) , Kecamatan Palu Selatan, dan merupakan situs sejarah yang terdapat di Tana Kaili ini..
Banua Mbaso / Banua Oge atau lebih sering disebut Sou Raja (bahasa daerah kaili yang artinya Rumah Besar atau Pondok Raja) , didirikan sekitar 115 tahun silam, yang berukuran 32 x 11,5 m dan dibangun oleh Raja Palu Jodjokodi sekitar 1892, dan merupakan tempat tinggal sang Raja beserta keluarganya, sekaligus berfungsi sebagai pusat pemerintahan kerajaanwaktu itu.
Rumah panggung ini merupakan paduan arsitektur gaya Bugis (Sulawesi Selatan) dan Kalimantan Selatan, dimana memiliki 36 buah tiang penyangga rumah bagian induk dan gandaria (Teras) termasuk 8 buah tiang bagian dapur.
Sayang sekali disekelilingnya tampak gersang yang menyebabkan situs ini menjadi kurang menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar